ShoutMix chat widget

Mau dapat duit?
Daftar aja disini--> Free sign up

Berprinsip Hidup Ibarat "Tukang Parkir"


.

Hidup, ibarat tukang parkir yang tak pernah sombong ketika ia mempunyai banyak mobil maupun sepeda motor.
Ibarat tukang parkir, ketika mobil dan sepeda motornya hilang, ia tak pernah menyesalinya ataupun bersedih.
Dan sekarang Anda akan berpikir seperti ini:
"Ya iyalah, si tukang parkir gak merasa sedih ketika mobil dan motornya hilang, dia gak pernah sombong punya banyak mobil. Kan, itu semua bukan miliknya, hanya TITIPAN!!! So, whatever-lah!!"

Memang benar....
Maka dari sini kita bisa memetik hikmahnya.

Kita hidup bergelimang harta, maka jangan pernah Anda merasa sombong! Jangan pernah Anda merasa semua yang Anda miliki adalah milik Anda. Semua harta benda kita hanyalah TITIPAN dari Allah.
Lantas, apa yang perlu kita banggakan? Ketika kita kehilangan harta benda kita, usahlah bersedih berlarut-larut. Percayalah bahwa semua ini hanya titipan.

Ibarat tukang parkir yang tak pernah sombong akan mobil dan motornya...
Ibarat tukang parkir yang tak pernah bersedih kehilangan mobil dan motornya....
KARENA SEMUA ITU HANYA TITIPAN!!!

Dan perlu Anda yakini lagi:
ciri-ciri Anda akan mendapatkan barang yang baru adalah Anda kehilangan barang tersebut...

Aku Hidup untuk Belajar


.

Ada banyak hal di luar sana yang bisa kita pelajari. Bukan hanya di sekolah dan di universitas saja, semua hal atau benda, entah hidup atau mati, bisa kita jadikan objek untuk belajar. Hidup adalah suatu pembelajaran, dimana dari sini kita bisa mendapatkan media, guru, pengalaman dan semua hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar (HIDUP).

Kau tahu, kawan! Tentu semua orang akan berharap dan bermimpi menjadi orang cerdas. Bermimpi menjadi "mereka", orang-orang terkenang karena penemuan dasyatnya. Pastilah bahwa semua orang pernah berharap otak kita secerdas Einstein atau siapalah-yang penting orang pandai dengan IQ berdiri bahkan loncat-loncat karena terlalu pandai.

Jujur saja ku katakan, YA, aku pernah (sering) bermimpi seperti itu. Aku punya cita-cita, menjadi seorang guru, penulis sekaligus seorang wirausahawati sukses. Amin :D
Karena semua cita-cita itu, membuat otak kananku berimajinasi dan mulai mengayuh sampan harapan dengan perahu impian ~ceilee... puitis amat bu... hehe~

Aku ingin mempunyai otak cerdas secara instan. Berharap otak Einstein berpindah kepemilikan menjadi otakku. Tapi, (sudah kukatakan aku suka berimajinasi dan berkhayal) tidak mungkin itu terjadi. Toh, Pak Einstein juga manusia yang bisa hidup dan mati.

Merenung... dan merenung...
Semua makhluk maupun benda yang diciptakan oleh Alloh tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, semuanya mempunyai manfaat sendiri-sendiri. Kau tahu? Bahwa suatu hari terlintas pemikiran seperti ini:
"aku bersyukur bisa dilahirkan menjadi AKU. AKU tidak mempunyai otak secerdas Einstein karena Alloh menciptakanku agar aku bisa BELAJAR."

Ya... aku hidup untuk belajar...
belajar berbicara...
belajar membaca...
belajar menulis...
ahh... bukan hanya itu...
aku hidup untuk belajar...
belajar untuk mengerti arti hidup
belajar untuk memahami keikhlasan
belajar untuk memahami ketulusan
belajar memaafkan
belajar berterima kasih
belajar bersyukur
belajar menghormati
belajar kejujuran
belajar kasih sayang
dan berbagai pembelajaran kebaikan...

Semuanya butuh proses, kawan! Kalaupun sekarang aku seperti ini, maka aku sedang dalam tahap pembelajaran. Seperti kata pepatah "pengalaman adalah guru yang terbaik". Aku tak berharap kesempurnaan, sebab tak ada manusia yang sempurna". Namun, setidaknya aku bisa belajar memperbaiki diri. Masih banyak hal yang harus aku ubah...

Ya Alloh, aku hidup untuk belajar. Maka, ajari aku tentang arti hidup...
ajari aku untuk memahami keikhlasan...
ajari aku untuk memahami ketulusan,,,
ajari aku memaafkan
ajari aku untuk berterimakasih
ajari aku untuk bersyukur
ajari aku untuk bisa menghormati orang lain
ajari aku tentang kejujuran
ajari aku tentang kasih sayang
ajari aku tentang semua hal, hal untuk mengerti makna hidup ini...

aku hidup untuk belajar.....


Semua renungan itu aku peroleh setelah aku membaca novel TERE LIYE "Hafalan Sholat Delisa"



Terima kasih atas semuanya, Ya Alloh...
Terima kasih atas karya hebatnya, Bang Tere Liye...


Hayoo... teman-teman punya pendapat? ide? kritik? saran? Tapi jangan pedes-pedes ya... ntar

sakit perut...
hehe...

Keep writing!!

FORUM DISKUSI DKB '09: JALAN CINTA


.

Suasana saat itu (selasa, 29 Maret 2011 pukul 10.00 di tempat perkuliahan) cukup kondusif untuk waktu presentasi makalah kelompok dan diskusi. Tapi tidak terlalu menyenangkan bagi beberapa anak. Ada selembar tissu berpindah dari tangan seseorang (aduhh... lupa siapa...) ke mejaku. Ku amati baik-baik. Di sana tertulis:

Jalan Cinta (dengan garis bawah di tulisannya)

Umi : itu panjang...

berliku...

ada tambahan lain di bawahnya:

kompliziert

oh... ya???


Was bedeutet das?


sebarkan


Geje...



Memang aneh. Mereka menulis di selembaran tissu, tak bernama, tak beralamat, tak beramplop dan tak berduit. Hanya ada satu nama tertulis "UMI' (si olvy maksudnya. Anak-anak DKB memang memanggilnya umi).

Aku tahu apa maksudnya. Mereka hanya ingin menghilangkan kepenatan saat kuliah berlangsung.

Aku menulis.
Henning : jalan cinta? Tak indah jika tak berliku, tak terkenang jika tak panjang, tak berarti jika tak dimengerti.

Selember tissu itu beredar dan berpindah tangan dari bangku satu ke yang lainnya, memutar. Beberapa menit kemudian, tissu itu kembali ke padaku. Halaman muka di bawah judul sudah mulai penuh rupanya. Ada beberapa tulisan bertambah dan hasilnya makin tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Jalan Cinta (dengan garis bawah di tulisannya)

Umi : itu panjang... (kacang panjang)


berliku... (tikungan)


kompliziert


oh... ya??? (iya)


Was bedeutet das? Cinta ist Liebe


sebarkan Liebe ist love


Geje... Sarangheyo


Henning : jalan cinta? Tak indah jika tak berliku, tak terkenang jika tak panjang, tak berarti jika tak dimengerti. (komentarku mendapat tanda --> d^_^b. Entah dari siapa. Inilah salah satu wujud dari APRESIASI SENI).

sulis => jalan gejayan yae panjang...


Aku tersenyum. Kembali menulis.

Jalan cinta? cinta tak pernah jalan-jalan.
Cinta anaknya Uya Kuya!!

Tissu lemah itu memutar kembali. Sekian lama berpindah, akhirnya tissu itu kembali lagi ke pangkuanku. Makin banyak coretan.


Jalan cinta? Cinta tak pernah jalan-jalan

Cinta Laura Jalan Cinta (dengan garis bawah di tulisannya) cinta anaknya uya kuya!!!


Umi : itu panjang... (kacang panjang)


berliku... (tikungan)


kompliziert


oh... ya??? (iya)


Was bedeutet das? Cinta ist Liebe


sebarkan Liebe ist love


Geje... Sarangheyo



Henning : jalan cinta? Tak indah jika tak berliku, tak terkenang jika tak panjang, tak berarti jika tak dimengerti. d^_^b

sulis => jalan gejayan yae panjang...


Itu baru halaman depan. Ternyata ketika ku balik masih ada tulisan-tulisan aneh berkeliaran di atas tissu tak berdosa itu.

Halaman belakang:


Bukan jalan cinta yang panjang, tapi jalan hidup yang panjang dan berliku.



Ah cinta, makan tu cinta



cinta apa to? aku g' p'nah tau.


aku taunya cm nangis2 mulu.



miras : Lely th yg nangis2, habis makan cinta.


You're my everything to me!!!



olvy : ow... ow... ow... ternyata ramai juga...


yang pasti aku suka jalan cinta... ohohoho...


walau panjang & berliku tapi harus ditapaki jalan itu... (tp bukan hanya cinta dua insan lho, tp
jalan cinta yg lain jg)...



ok... ok...



miras : aku jatuh cinta, I'm falling in love with u.



Iya cinta segitiga juga lebih panjang oon



Berliku. ngomong2 berliku teringat lagu dangdut ira swara...



Heh... Kecil2 uda pada cinta-cintaan! :P



Komentar terakhir membuat para komentator tissu berhenti menulis. Hehe... masalah sebenarnya bukan itu sih. Tapi karena kuliah juga sudah juga sudah habis :D

Sudah aku katakan sebelumnya. TETAPLAH MENULIS! APAPUN MEDIANYA!

dengan tissu?? bisa tuhh di coba... apalagi barengan sama teman-teman.

Semoga tetap terkenang!! Keep Writing!!

FORUM DISKUSI DKB '09 (Bersifat Rahasia dan Intelejen)


.

Tetap menulis! Apapun medianya, yang penting kita tetap menulis. Hmmm... apalagi kalau nulis keroyokan alias beramai-ramai sama teman-teman. Asyik tuhh...
Mungkin para pengunjung blog akan bertanya-tanya : "Apa sih Forum Diskusi DKB '09 itu?"
Hehe... dengan senang hati penulis menjawab pertanyaan (yang mungkin saja ini pertanyaan tidak akan ditanyakan sama kalian) tersebut.

FORUM DISKUSI DKB '09
adalah sebuah forum yang didirikan oleh anak-anak DKB (Deutsch Klasse B: Kelas Bahasa Jerman B angkatan 2009), dimana forum ini menampung aspirasi, inspirasi, ejekan, guyon lepas, curahan hati, diskusi (ini yang terpenting) dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari para anggota DKB. Forum ini berupa pesan pribadi via facebook yang bersifat rahasia (TOP SECRET number 1) dan yang hanya bisa membaca pesan ini hanyalah para anggota DKB :D hehe...

Mau tahu siapa saja yang berada di balik layar DKB '09??
Sie sind...... (mereka adalah.......)
dari kaum adam : Abi (Pak Presiden), Satria (Pak Kepala Suku), Dhywan dan Edi.
dari kaum hawa : Desi (Bendahara), Henning (empunya Blog ini), Lely, Sulis, Unky, Chaqty, Mira, Iwuk, Hanum, Ziezie, Damas, Rina, Olvy, Citra dan Astrid. Tapi sayangnya, Citra sudah pindah ke lain sekolah dan Astrid sedang merampungkan program D3-nya di negeri sebelah. Meskipun begitu, mereka berdua tetap anggota DKB :D



Setiap manusia mempunyai keunikan, ciri khas dan sifatnya sendiri-sendiri. Justru hal itu yang membuat hidup semakin berwarna. Hehe... (sok puitis). Mengapa aku berkata demikian? Karena hal itu akan berlanjut ke cerita saya selanjutnya. Cerita yang sebenarnya dianggap tabu untuk para anggota karena menyangkut Pak Kepala Suku bernama Satria. Dia adalah Kepala suku kami yang sudah menjabat selama nyaris 2 tahun atau 4 semester lamanya. Dan anak-anak DKB telah sepakat untuk mengangkat Satria sebagai Kepala Suku seumur hidup.



Kenapa demikian?
Dengan sangat jujur penulis menjawab (eitss! Tapi ini bukan cuman pendapatku saja lho!) :
"karena kami, anak-anak DKB, bisa mempermainkan Pak kepala Suku ini dengan cara seksama dan bijaksana. Yahhhh.... memang sedikit sadis dan tidak berperi kemanusiaan." Terkadang, segala sesuatu yang aslinya bukan Satria yang melakukan, pasti dengan kompak anak-anak DKB berseru "SATRIA bu.... SATRIA pak...!!"

Hmmm... kenapa harus Satria ya??? Penulis juga kurang tahu penyebabnya. Bahkan rumput yang bergoyang tak mampu menjawab.

Menurut kalian, ada apa dengan Satria ya???

hehe...

Bangkit dari kubur!! :P


.

Dalam bus Solo-Jogja (perjalanan kali ini aku naik bus Sri Mulyo-ngek ngok!! gak ada yang nanya kali) :D

Aku duduk di bangku penumpang pinggir jendela. Tempat favorid. Karena dari sini aku dapat melihat apa saja yang akan kulewati disepanjang jalan. Laju bus terlalu lambat, mungkin karena penumpang bus masih sedikit dan tentunya bus ini baru saja berangkat meninggalkan terminal Kartosura. Sudah pukul 5 sore. Hmmm... nyaris malam. Perjalanan masih 1,5 jam. Tapi kalau laju bus seperti ini, tentu perjalanan ini akan mencapai 2 jam. Aku hanya melamun. Sampai tak tahu menahu kalau pak Kondektur memanggil-manggil berharap aku segera membayar ongkos bus.

(maklum pak, lagi asyik melamun) hehe..

Tujuh ribu rupiah cukup untuk membayar ongkos bus dari Kartosuro sampai Prambanan. Setelah membayar, pikiranku kembali mengembara. Kali ini aku berkutat pada sebuah sms.

"Ikuti acara Bedah Buku : Novel Silminisa's Love" karya Ayu Nurfiyah (mahasiswi PB Jerman 2009). Bersama Herr Marzuki dan pembicara lainnya sebagai upaya meningkatkan minat berkarya Mahasiswa. Acara besok sore, 28 Maret pukul 15.00 di Pendopo PKM."

Novel. Menulis. Menulis. Menulis.

Hobiku menulis. Tapi tak pernah sampai menjadi sebuah novel. Hobiku menulis. Aku mencintai dunia ini. Tapi tak pernah terwujud. Apa yang salah?

Waktu SD dulu, aku sering membuat cerpen anak-anak. Kemudian aku jual ke teman-teman sekelasku. Mereka menyukainya. Aku juga menyukainya (duitnya maksudku... hehehe...). Waktu SMP aku berhenti menulis. Aku lebih menyukai membaca. Mengagumi karya orang lain. Berkhayal. Dan saat menginjak SMA, aku mulai menyukai menulis lagi. Itu karena tugas dari guru bahasa Indonesiaku kelas X dulu. Dan karya cerpenku itu, mendapat perhatian khusus dari teman-teman (ceileee...)

Mulai saat itu, gairah menulis bangkit lagi. Tapi sama saja. Hehe... Dasarnya aku pemalas!!

Menginjak kelas XI, aku berganti arah belok kanan maju jalan. Aku memulai mencoba menulis puisi. Dan hasilnya lumayan bagus. Mulai saat itu aku keranjingan menulis puisi. Puisi remaja tentunya... Cinta... Cinta... Oh, cinta.... Anak muda!!

Sampai masuk kuliah, aku semakin tergila-gila dengan puisi. Pengagum puisi dan berkhayal. Bercita-cita menjadi seorang pujangga. Tapi semakin lama aku rasakan, puisiku tidak berjiwa. Kosong. Mengapa?

aku tak tahu... itu saja yang ku rasa... Merenung dan telah kuputuskan. Akan kukembalikan cita-cita masa kecilku. Penulis Novel.

Aku ingin seperti mereka....
mungkin setahun atau dua tahun lagi...
atau mungkin besok???

semoga bisa! berusaha!
menulis... menulis... menulis...

bismillahirohmanirrohim