Banyak orang beranggapan, menulis puisi adalah hal yang paling rumit. Sehingga banyak di antara mereka yang merasa kesulitan ketika akan menulis sebuah puisi. Sebenarnya, menulis puisi itu gampang-gampang susah. Semua tergantung pemilihan kata yang akan digunakan.
Di dalam penulisan puisi, bukan bakat yang kita butuhkan melainkan seberapa besar keinginan dan tekat Anda untuk berkarya, menciptakan syair yang indah. Untuk itu, saya akan mengajak Anda untuk belajar bersama saya menulis sebuah PUISI melalui pengamatan kita terhadap alam.
Alam mempunyai bahasa tersendiri untuk dapat dibaca melalui pengamatan kita. Semua itu bisa kita jadikan landasan untuk menulis puisi. Maka, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengamati alam sekitar Anda. Munculkan satu objek yang paling Anda sukai.
Misalnya saja, kali ini saya akan membidik satu objek yaitu LANGIT.
Langit yang saya amati kali ini dalam keadaan mendung dan berangin. Mendung biasanya diibaratkan dengan kelam. Setelahnya akan turun hujan. Hujan yang turun akan diibaratkan dengan tetesan-tetesan air.
Setelah kita melakukan pengamatan, bidik objek-objek yang berhubungan dengan langit. Lihat kata-kata yang bercetak miring di atas! Kata-kata tersebut akan saya tuliskan pada puisi saya nanti, sehingga saya hanya perlu menambahkan kata-kata yang tepat dan sekiranya puitis.
Dan hasilnya seperti ini :
Tampaknya hujan masih ragu, atau sekedar menunggu
Sedangkan angin tak henti-hentinya menyapa : lebih tepatnya menahan geram di pelataran..
"Hari ini hujan akan turun," kataku mematahkan ramalan
Kelam mengeram - biarkan aku yang menyimpan tetesannya
Tak mau kalah!! Maka langit kembali bercerita..
Awalnya tentang angin kemudian mendung dan selanjutnya hujan - setelahnya ia merayu bulan agar mau menemaninya...
시도 축하합니다!
試しおめでとうございます!
Posting Komentar